Selasa, 29 November 2016

STRESS

A.    Pengertian Stres
Stres adalah suatu pengalaman hidup akibat perubahan lingkungan individu yang cukup bermakna sebagai akibat ketimpangan antara tuntutan hidup dan kemampuan penyesuaian individu secara fisik dan psikososial sehingga mengganggu kehidupan rutinnya. Menurut Hans Selye, stres diartikan sebagai sebuah respon organisme non spesifik dari tuntutan internal dan eksternal.
Berbagai definisi mengenai stres telah dikemukakan oleh para ahli dengan versinya masing-masing, walaupun pada dasarnya antara satu definisi dengan definisi lainnya terdapat inti persamaan.

B.     Faktor Penyebab Stress
Suatu keadaan dapat menimbulkan stres pada seseorang tetapi belum tentu akan menimbulkan hal yang sama pada orang lain. Menurut Patton (1998) bahwa perbedaan reaksi antara individu tersebut sering disebabkan karena faktor psikologis dan sosial yang dapat merubah dampak stresor bagi individu, faktor-faktor tersebut antara lain :
a.       Kondisi individu seperti usia, jenis kelamin, tempramental, genetik, inteligensia, pendidikan kebudayaan dan laion-lain
b.      Ciri kepribadian seperti introvert atau ekstrovert, tingkat emosional, kepasrahan, kepercayaan diri dan lain-lain.
c.       Sosial kognitif seperti dukungan sosial, hubungan sosial, dengan lingkungan sekitarnya.
d.      Strategi untuk menghadapi setiap stres yang muncul.
Kaitannya dengan tugas-tugas dan pekerjaan ditempat kerja, faktor yang menjadi penyebab stres kemungkinan besar lebih spesifik. Clark (1995) mengelompokan penyebab stres ditempat kerja menjadi 3 kategori yaitu stresor fisik, psiko fisik, dan psikologis. Selanjutnya, Cartwright (1995) memcobah memilah-milah penyebab stres akibat kerja menjadi 6 kelompok penyebab yaitu :
a.       Faktor intrinsic pekerjaan, meliput keadaan fisik lingkungan kerja yang tidak nyaman (bising, debu, bau, suhu, panas, dan lembab, dll), stasiun kerja yang ergonomis, kerja shif, jam kerja yang panjang, perjalanan ke dan dari tempat kerja yang semakin macet, karyawan berisiko tinggi dan berbahaya, pemakai teknologi baru, pembebanan berlebih, adaptasi pada jenis pekerjaan baru dan lain-lain.
b.      Faktor individu dalam organisasi kerja. Beban tugas yang bersifat mental dan tanggung jawab dari suatu pekerjaan lebih memberikan stres yang tinggi dibandingkan dengan beban kerja fisik. Dalam suatu penelitian tentang stress akibat kerja menemukan bahwa pekerjaan yang mempunyai beban psikologi yang lebih tinggi dan ditambah dengan keterbatasan wewenang untuk dapat mengambil keputusan mempunyai risiko lebih tinggi serta mempunyai kecenderungan merokok yang lebih banyak dari karyawan yang lain.
c.       Faktor hubungan kerja. Hubungan yang baik antar karyawan ditemoat kerja adalah faktor yang potensial sebagai penyebab terjadinya stres. Kecurigaan antar karyawan, kurang komunikasi, ketidak nyamanan dalam melakukan pekrejaan merupakan tanda-tanda adanya stres akibat kerja. Tuntutan tugas yang mengharuskan seseorang tenaga kerja bekerja dalam tempat terisolasi, sehingga tidak dapat berkomunikasi dengan karyawan lain (seperti operator lain, penjaga mercu suar, dll), juga pembangkit terjadinya stress.
d.      Faktor pengembangan karier. Perasaan tidak aman dalam pekerjaan, posisi dan pengembangan karier mempunyai dampak cukup penting sebagai penyebab terjadinya stres. Faktor pengembangan karier yang dapat memicu stres adalah :
1)      Tidak pastinya pekerjaan seperti adanya reorgnisasi perusahaan dan mutasi pekerjaan dan lain-lain
2)      Promosi berlebihan atau kurang : promosi yang terlalu cepat atau tidak sesuai dengan kemampuan individu akan menyebabkan stres bagi yang bersangkutan atau ssebaliknya bahwa seseorang merasa tidak pernah dipromosikan sesuai dengan kemampuan juga menjadi penyebab stres.
e.       Faktor struktur organisasi dan suasana kerja. Penyebab stres yang berhubungan dengan strukur organisasi dan suasana kerja biasanya berawal dari budaya organisasi dan model manajemen yang dipergunakan. Beberapa faktor penyebab antara lain, kurangnya pendekatan partisi patoris, konsultasi yang tidak efektif, kurangnya komunikasi dan kebijaksanaan kantor. Selain it sering kali pemilihan dan penempatan karyawan pada posisi yang tidak tepat juga dapat menyebabkan stres.
f.       Faktor diluar pekerjaan. Selain faktor diatas masih banyak faktor penyebab stres akibat kerja lainnya. Faktor lain yang kemungkinan besar dapat menyebabkan stres akibat kerja antara lain :
1.      Ancaman pemutusan hubungan kerja
2.      Perubahan politik nasional
3.      Krisis ekonomi nasional
Faktor-faktor pada karyawan yang berdasarkan penelitian dapat menimbulkan stres dikelompokan dalam lima kategori besar yaitu faktor-faktor intrinsik dalam pekerjaan, peran dalam organisasi, pengembangan karir, hubungan dalam pekerjaan, serta struktur dan iklim organisasi.

C.     Terjadinya Stres
Stres mengakibatkan terangsangnya persyarafan simpatis. Rangsangan simpatis mengakibatkan kelenjar adrenalin bereksitasi yang menyebabkan peningkatan produksi hormone Chatecholamin (adrenanlin non adrenalin). Kedua hormon ini dapat ditemukan dalam urine. Oleh karena itu kadar chothelamin dalam urine dapat dijadikan sebagai pengukur tingkat stres.
Stres terjadi 3 fase yaitu :
a.       Fase yang mengejutkan (alarm reaction)
b.      Fase perlawanan
c.       Fase keletihan
Fase pertama, yaitu reaksi yang mengejutkan. Individu secara fisiologis merasakan adanya ke tidak beresan seperti jantung berdegup kencang, keluar keringat dingin, muka pucat, leher tegang, nadi bergerak cepat dan sebagainya. Fase ini mudah dapat dikenali, fase ini merupakan tanda awal seseorang terkena stres.
Fase kedua yaitu fase perlawanan. Tubuh membuat mekanisme perlawanan terhadap stres, sebab pada tingkat tertentu, stress akan membahayakan tubuh. Tubuh dapat mengalami difusi, bila stres dibiarkan berlaru-larut.
Fase ketiga yaitu fase keletihan, dimana fase ini orang sudah tidak mampu melakukan perlawanan. Akibat yang parah bila seseorang sampai pada fase ini adalah adanya penyakit menyerang bagian-bagian tubuh yang lemah, misalnya; kalau jantung lemah dapat terserang penyakit jantung koroner, kalau lambungnya lemah dapat terkena mag atau bahkan tukak lambung, dan sebaginya.
Usia adalah salah satu faktor yang penting, semakin tinggi usia semakin mudah mengalami stres. Hal ini antara lain disebabkan oleh faktor fisiologid yang telah mengalami kemunduran dalam berbagai kemampuan seperti kemampuan visual, berfikir, mengingat, dan mendengar.
Pengalaman kerja juga mempengaruhi munculnya stres kerja. Individu yang memiliki pengalaman kerja lebih lama, cenderung lebih tahan terhadap tekanan-tekanan dalam pekerjaan dari pada individu dengan sedikit tekanan. Faktor lain yang mempengaruhi tingkat stres yaitu kondisi fisik, ada tidaknya hubungan sosial, harga diri gaya hidup, dan tipe kepribadian tertentu. Secara umum reaksi-reaksi seseorang terhadap stres dapat dikategorikan dalam tiga bentuk deviasi yaitu deviasi fisiologis, psikologis dan prilaku.
Semua stres pada dasarnya menimbulkan dampak. Stres yang merusak (distress) terjadi bila stres itu sendiri dibiarkan langsung lama tanpa adanya solusi dan manusia menjadi kelelahan karenanya. Dalam psikologis ada istilah psikopilis paralelisme yaitu ada ketertarikan yang erat antara psikis dan fisik. Jika seseorang mengalami stres maka aka terganggu keadaan fisik, emosi, pikiran dan prilakunya. Dalam keadaaan stres karyawan akan merasa tegang, tak mampu berpikir secara rasional, sehingga menjadi mudah marah, sedih dan cemas bahkan depresi. Akibatnya tugas sehari-hari ridak dapat dikerjakan dengan baik dan akan menghambat berfungsinya karyawan dalam kehidupan. Dengan banyaknya tekanan terhadap fisik dan mental maka akan semakin mudah menjadi stres.

Gejala-gejala stres :
a.       Kenaikan tensi (hipertensi)
b.      Cepat marah dan tersinggung
c.       Gelisah dan berubah selera
d.      Nafsu makan hilang atau bertambah secara tidak wajar
e.       Banyak mengonsumsi alcohol, rokok, kopi, dan gula
f.       Tidak bias berkonsentrasi penuh



Tidak ada komentar:

Posting Komentar