Salah satu cara untuk mengetahui
gambaran keadaan gizi di suatu wilayah adalah dengan cara menganalisis
statistik kesehatan. Dengan menggunakan statistik kesehatan, dapat
dipertimbangkan penggunaannya sebagai bagian dari indikator tidak langsung
pengukuran status gizi masyarakat. Beberapa statistik vital yang berhubungan
dengan keadaan kesehatan dan gizi antara lain adalah angka kesakitan,
angka kematian, pelayanan kesehatan, dan penyakit infeksi yang berhubungan
dengan gizi.
Di negara yang sedang berkembang
angka kematian bayi dan anak relatif lebih tinggi dibandingkan dengan
negara-negara maju. Penyebab utama kematian adalah penyakit infeksi dan
parasit, serta banyak di antaranya yang berhubungan dengan kekurangan gizi.
Faktor multidimensional yang mempengaruhi status gizi seorang anak adalah
faktor sosial-ekonomis sampai pada faktor fisik-biologis. Salah satu faktor
yang sangat penting dan sangat berpengaruh secara timbal balik dengan keadaan
kekurangan gizi adalah penyakit infeksi dan parasit.
Angka Kematian Berdasarkan Umur
Angka kematian berdasaarkan umur
adalah jumlah kematian pada kelompok umur tertentu terhadap jumlah rata-rata
penduduk pada kelompok umur tersebut. Biasanya disajikan sebagai per 1000
penduduk. Manfaat data ini adalah untuk mengetahui tingkat dan pola kematian
menurut golongan umur dan penyebabnya. Beberapa keadaan kurang gizi mempunyai
insidens yang tinggi pada umur tertentu, sehingga tingginya angka kematian pada
umur tersebut dapat dihubungkan dengan kemungkinan tingginya angka keadaan
kurang gizi. Angka kematian anak balita perlu dianalisis pada setiap distribusi
umur. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa pada umur yang sama terdapat
kejadian tertinggi dari penyakit tertentu. Apabila data setiap umur tidak
tersedia, maka analisis dapat dilakukan pada tiga periode, yaitu umur 2 sampai
5 bulan, 1 sampai 4 tahun, dan umur 2 tahun.
a. Angka Kematian Umur 2-5 Bulan
Angka kematian pada kelompok umur 2
sampai 5 bulan tetap merupakan indeks kesehatan yang baik. Periode umur ini
merupakan periode dengan status gizi seseorang anak yang dapat tergantung pada
praktik pemberian makanan, terutama apakah disusui atau tidak. Ada tiga keadaan
defisiensi gizi yang sering dihubungkan dengan periode umur ini pada bayi yang
disusui yaitu :
a.
Beri-beri
infantil,
b.
Defisiensi
vitamin B12 atau asam folat,
c.
Riketsia
yaitu kekurangan vitamin D.
b. Angka Kematian Umur 1-4 Tahun
Angka kematian bayi (infant
mortality rates) telah cukup banyak digunakan sebagai indikator kesehatan
masyarakat. Angka kematian bayi adalah jumlah kematian anak umur kurang dari
satu tahun dalam tahun tertentu terhadap jumlah kelahiran hidup pada tahun yang
sama yang disajikan sebagai per 1000 kelahiran hidup. Angka kematian bayi di
negara yang berkembang 10 kali lebih tinggi dibanding dengan negara-negara
industri, dan angka kematian umur 1 sampai 4 tahun 30-40 kali lebih besar di
negara berkembang.
Di negara berkembang, kesakitan dan
kematian pada anak umur 1-4 tahun banyak dipengaruhi oleh keadaan gizi.
Pengaruh keadaan gizi pada umur tersebut lebih besar daripada umur kurang dari
satu tahun. Dengan demikian, angka kesakitan dan kematian pada periode ini
dapat dijadikan informasi yang berguna mengenai keadaan kurang gizi di
masyarakat.
Dalam pengumpulan data statistik
yang perlu diestimasi dan dipertimbangkan adalah berbagai kendala yang di
alami. Meskipun demikian estimasinya tetap dapat dilakukan, yang hasilnya
adalah sebagai berikut :
a.
Analisis
laporan kematian dan kelahiran
b.
Penghitungan hasil sensus
c. Pendataan di
tingkat desa
c. Angka Kematian Umur 13-24 Bulan
Angka kejadian KEP pada umur
ini sering terjadi, karena pada periode umur ini merupakan umur periode penyapihan.
Anak yang disapih mangalami masa transisi pada pola makannya. Keadaan ini
mengakibatkan asupan makanan berkurang. Masa ini disebut masa transisi tahun
kedua (secuntrant) yaitu second year transisional.
Gordon (1967) menegaskan, angka
kematian umur pada umur 13-24 bulan memberikan informasi yang lebih bermanfaat
bagi beberapa negara, karena pada kelompok umur tersebut mudah menderita KEP
dan defisiensi zat gizi lainnya.
Angka
Kesakitan dan Kematian Akibat Penyebab Tertentu
Angka penyebab penyakit dan kematian
pada umur 1-4 tahun merupakan informasi yang penting untuk menggambarkan
keadaan gizi di suatu masyarakat. Perlu disadari bahwa angka tersebut terkadang
kurang menggambarkan masalah gizi yang sebenarnya. Besarnya proposi kematian
balita dapat disebabkan oleh penyakit diare, parasit, pneumonia, atau
penyakit-penyakit infeksi lainnya seperti campak dan bantuk rejan.
Demikian pula halnya pada pencatatan
penyebab penyakit. Keadaan kekurangan gizi yang menyertai penyakit lainnya
tidak terekam sebagai penyakit penyerta. Seharusnya kalau suatu penyakit
dianggap sebagai penyebab kematian akibat kwashiorkor dan marasmus,
maka kedua penyakit tersebut harus dicatat dalam pelaporan dan bukan hanya
salah satu saja.
Statistik Layanan
Kesehatan
Berbagai statistik layanan kesehatan
dapat dilihat dari tempat layanan kesehatan tersebut berada. Tempat layanan
kesehatan yang dapat dijangkau antara lain adalah Posyandu, Puskesmas, dan
Rumah Sakit. Statistik layanan kesehatan di tingkat desa dapat dilihat dari
Bidan Desa. Di bawah ini akan diuraikan data layanan kesehatan di Puskesmas dan
Rumah Sakit.
a. Puskesmas
Puskesmas sebagai lembaga mempunyai
bermacam-macam aktivitas. Aktivitas ini ada yang dilaksanakan di dalam gedung
(di Puskesmas sendiri) dan di luar gedung Puskesmas termasuk kegitan Posyandu.
Salah satu kegiatan Puskesmas adalah dalam bidang gizi seperti Usaha Perbaikan
Gizi Keluarga (UPGK) dan Pojok Gizi (POZI).
b. Rumah Sakit
Statistik layanan kesehatan yang
juga penting adalah rumah sakit. Meningkatnya kunjungan kasus gizi kurang yang
dihadapi oleh rumah sakit juga meningkatkan isyarat adanya kekurangan gizi
masyarakat. Data mengenai meningkatnya kunjungan kasus gizi itu dapat
dihubungkan dengan berbagai faktor, seperti masalah kemiskinan, harga-harga
yang meningkat dan kejadian-kejadian alam seperti kekeringan.
Infeksi yang
Relevan Dengan Gizi
Kaitan penyakit infeksi dengan
keadaan gizi kurang merupakan hubungan timbal balik, yaitu hubungan
sebab-akibat. Penyakit infeksi dapat memperburuk keadaan gizi dan keadaan gizi
yang yang jelek dapat mempermudah terkena infeksi. Penyakit yang umumnya
terkait dengan masalah gizi antara lain diare, tuberkulosis, campak, dan batuk
rejan (whoopingn cough).
Kelemahan Statistik Vital untuk
Menggambarkan Keadaan Gizi
Berbagai kelemahan statistik vital
dalam menggambarkan keadaan gizi secara tidak langsung banyak. Oleh karena itu,
kadang-kadang gambaran yang diberikan tidak memperlihatkan keadaan yang
sebenarnya. Kelemahan-kelemahan tersebut antara lain :
a.
Data tidak
akurat
b.
Tidak
akuratnya data disebabkan oleh karena kesulitan dalam mengumpulkan data,
khususnya di negara-negara yang sedang berkembang. Kesulitan mendapatkan data
yang sahih muncul karena beberapa data cenderung ditutup-tutupi atau
disembunyikan oleh pemerintah karena alasan politik. Ketidakakuratan data juga
disebabkan oleh tenaga pengumpul data yang tidak mengerti tentang bagaimana
mengumpulkan data handal dan sahih.
c.
Kemampuan
untuk melakukan interpretasi secara tepat, terutama pada saat terdapat
faktor-faktor lain yang mempengaruhi keadaan gizi seperti tingginya kejadian
penyakit infeksi, dan faktor sosial ekonomi lainnya. Berdasarkan hal tersebut,
perlu juga dipikirkan untuk melakukan interpretasi berdasarkan kawasan, musim,
jenis kelamin, kelompok umur, dan lain-lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar