Selasa, 29 November 2016

METABOLISME LEMAK

Metabolisme lemak
a. pencernaan lemak
                lemak di dalam bahan makanantidak mengalami pencernaan di dalam rongga mulut, karena tidak ada enzim yang dapat memecahnya. Di dalam gaster ada enzim lipase, tetapi pengaruhnya terhadap pemecahan lemak dapat diabaikan, karena rendah sekali; pH di dalam gaster tidak cocok untuk aktivitas lipase tersebut.
                Di dalam duodenum lemak dipecah oleh enzim lipase yang berasal dari sekresi pancreas.  Triglycerida dipecah menghasilkan campuran metabolit di- dan monoglycerida serta asam lemak bebas. Asam lemak dengan rantai karbon panjang tidak larut di dalam air, tetapi membuat ikatan kompleks dengan garam empedu yang membuatnya menjadi dapat larut (emulsi). Asam lemak rantai karbon pendek dan intermediat lebih mudah larut di dalam air, sehingga lebih mudah diserap melalui dinding epithel saluran pencernaan.
                Sekresi cairan empedu dari hati tidak mengandung enzim untuk memecah lemak, tetapi mengandung garam-garam empedu yang mengemulsikan lemak dan asam lemak hasil pencernaan menjadi butir-butir halus yang dapat menembus epithel usus, masuk ke dalam lymphe jaringan.
b. penyerapan dan transpor
                dari berbagai teori yang diajukan mengenai pencernaan dan penyerapan lemak makanan, hanya dua buah yang masih sanggup bertahan; (1) teori pertama mengatakan bahwa semua glycerida di dalam makanan dihydrolisa total di dalam saluran pencernaan (usus halus) dan asam-asam lemak yang dipisahkan diemulsikan dengan pertolongan garam-garam empedu (sodium taurocholate) menjadi butir-butir mikroskopik yang berdiameter 0,5 atau lebih kecil lagi, yang mudah menembus epithel usus.
                Glycerol larut dalam air sehingga mudah diserap. Di dalam dinding usus asam lemak diresintesa menjadi lemak kembali dan butir-butir lemak sebagai chylomicron dialirkan melalui kapiler lymphe ke dalam ductus thoracicus dan masuk ke dalam aliran darah di angulus venosus, pertemuan vena jugularis sinistra, di pangkal leher sebelah kiri. Chylomicron dialirkan oleh darah dibawah kehati, di mana sebagian di ambil oleh sel-sel untuk mengalamimetabolisma lebih lanjut. Yang tidak di ambil oleh oleh sel hati terus mengalir di dalam saluran darah untuk kemudian diambil oleh sel-sel di dalam jaringan terutama sel-sel lemak di tempat-tempat penimbunan.
                Di dalam sel jaringan lemak mengalami lagi hydrolisa untuk mengalami proses lebih lanjut, terutama untuk menghasilkan enersi. Glycerol masuk ke dalam jalur embden-meyerhof dari metabolisma karbohidrat dan asam lemak di pecah, setiap kali melepaskan satuan yang terdiri atas dua carbon, ialah Acetyl-CoA, Acetyl-CoA merupakan bahan bakar yang masuk ke dalam cyclus KREBS, untuk dioksidasi menjadi CO2 dan H2O sambil menghasilkan ATP. Mengenai mekanisme pemecahan asam lemak menjadi Acetyl-CoA, diajukan beberapa teori yang masih dianut sampai sekarang:
1.       teori B-oksidasi dari KNOOP.
Teori ini mengatakan bahwa rantai karbon dari asam lemak mengalami oksidasi bertahap pada atom carbon yang mempunyai posisi beta terhadap gugusan carboksil, dengan mempunyai posisi beta terhadap gugusan carboksil, dengan bantuan Coenzim-A (CoA) dan enzim acyl oksidase. Setiap kali dilepaskan metabolisme Acetyl-CoA, yang kemudian akan memberikan gugusan acetyl ke dalam cyclus KREBS, untuk dibakar lebih lanjut.

2.       Teori oksidasi berseling simultan dari VERKADE mengatakan bahwa oksidasi asam lemak bukan saja terjadi pada satu karbon posisi beta, tetapi di sampingnya juga terjadi pada beberapa ataom karbon secara berseling dari karbon beta tersebut secara simultan. Dengan demikian dalam waktu pendek dihasilkan metabolisme Acetyl-CoA dalam jumlah besar sekaligus.
3.       Teori ketiga mengatakan bahwa mula-mula terjadi oksidasi asam lemak pada karbon dengan posisi omega, yaitu atom karbon palin ujung dalam rantai. Kemudian oksidasi dilanjutkan secara B-oksidasi berbarengan dari kedua ujung yang mengandung gugusan karboksil, pada kedudukan karbon beta.

Bila terlalu banyak lemak yang dipecah, di dalam sel akan tertimbun gugusan Acetyl-CoA yang melebihi kapasitas sel untuk mengolahnya lebih lanjut. Maka Acetyl-CoA dikondensasikan menjadi ikatan asamketon (ketoacid).

PHBS

BAB 1
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang
Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan prilaku yang dipraktekkan oleh setiap individu dengan kesadaran sendiri untuk meningkatkan kesehatannya dan berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan yang sehat.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat harus diterapkan dalam setiap sisi kehidupan manusia kapan saja dan dimana saja. PHBS di rumah tangga/keluarga, institusi kesehatan, tempat-tempat umum, sekolah maupun di tempat kerja karena perilaku merupakan sikap dan tindakan yang akan membentuk kebiasaan sehingga melekat dalam diri seseorang.
Perilaku merupakan respon individu terhadap stimulasi baik yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. Masyarakat diharapkan mampu berperan sebagai pelaku pembangunan kesehatan dalam menjaga, memelihara dan meningkatkan derajat kesehatannya sendiri serta berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat merupakan salah satu pilar kesehatan yang menjadi salah satu program  puskesmas.

B.           Rumusan Masalah
1.            Apa yang dimaksud dengan Perilaku Hidup Bersih dan sehat?
2.            Bagaimana manajemen perilaku hidup bersih dan sehat ?
3.            Tatanan apa saja yang termasuk dalam PHBS ?
4.            Program apa saja yang termasuk dalam PHBS ?
5.            Bagaimana PHBS di Institusi Kesehatan ?
6.            Apa manfaat PHBS ?







C.           Tujuan
1.            Untuk mengetaui apa itu perilaku hidup bersih dan sehat
2.            Untuk mengetahui bagaimana manajemen perilaku hidup bersih dan sehat dimasyarakat
3.            Untuk mengetahui tatanan apa saja yang termasuk dalam PHBS
4.            Untuk mengetahui program-program PHBS
5.            Untuk mengetahui PHBS di Institusi Kesehatan
6.            Untuk mengetahui manfaat-mafaat PHBS dalam masyarakat























BAB II
PEMBAHASAN

A.           Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat  merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat.PHBS merupakan salah satu pilar utama dalam Indonesia Sehat dan merupakan salah satu strategi untuk mengurangi beban negara dan masyarakat terhadap pembiayaan kesehatan.
Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan social yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomi. (UU Kesehatan RI No. 23 tahun 1992)
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan investasi sumber daya manusia, serta memiliki kontribusi yang besar untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon seseorang (organism) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan (Simons-Morton et al.,1995). Perubahan-perubahan perilaku kesehatan dalam diri seseorang dapat diketahui melalui persepsi. Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui panca indera. Dalam aspek biologis perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme atau mahluk hidup yang bersangkutan. (Notoatmodjo,2005). Dasar orang berprilaku dipengaruhi oleh :
1.    Nilai
2.    Sikap
3.    Pendidikan/pengetahuan





B.           Manajemen Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Menurut Depkes RI (2002), dalam Jariston (2009), manajemen PHBS adalah penerapan keempat proses manajemen pada umumnya ke dalam model pengkajian dan penindaklanjutan berikut ini:
a.            Kualitas hidup adalah sasaran utama yang ingin dicapai di bidang pembangunan sehingga kualitas hidup ini sejalan dengan tingkat kesejahteraan. Diharapkan semakin sejahtera maka kualitas hidup semakin tinggi. Kualitas hidup ini salah satunya dipengaruhi oleh derajat kesehatan. Semakin tinggi derajat kesehatan seseorang maka kualitas hidup juga semakin tinggi.
b.            Derajat kesehatan adalah sesuatu yang ingin dicapai dalam bidang kesehatan, dimana dengan adanya derajat kesehatan akan tergambarkan masalah kesehatan yang sedang dihadapi. Yang paling besar pengaruhnya terhadap derajat kesehatan seseorang adalah faktor perilaku dan faktor lingkungan. Misalnya: seseorang menderita diare karena minum air yang tidak dimasak, seseorang membuang sampah sembarangan karena tidak adanya fasilitas tong sampah.
c.             Faktor lingkungan adalah faktor fisik, biologis dan sosial budaya yang langsung atau tidak mempengaruhi derajat kesehatan.
d.            Faktor perilaku dan gaya hidup adalah suatu faktor yang timbul karena adanya aksi dan reaksi seseorang atau organisme terhadap lingkungannya. Faktor perilaku akan terjadi apabila ada rangsangan, sedangkan gaya hidup merupakan pola kebiasaan seseorang atau sekelompok orang yang dilakukan karena jenis pekerjaannya mengikuti trend yang berlaku pada kelompok sebayanya, ataupun hanya untuk meniru dari tokoh idolanya.







C.   Tatanan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
PHBS ada lima tatanan yaitu :
1.    Tatanan Rumah Tangga
Membudayakan hidup sehat tidaklah sulit harus ada kesadaran, keinginan dan kemauan untuk memulainya. Setiap keluarga dapat menerapkan prinsip untuk hidup bersih serta menjadikan perilaku sehat menjadi kebiasaan setiap anggota keluarga. Jika kebiasan yang baik telah ditanamkan sejak dini maka tidaklah sulit melakukannya, karena sesuatu yang dilakukan sebagai kebiasaan sangat mudah untuk dikerjakan. Tanamkan prinsip bahwa kesehatan merupakan suatu "kebutuhan", sehingga kita akan termotivasi untuk mencapainya dan melakukannya.
Indikator tatanan rumah tangga yaitu :
1.  persalinan ditolong oleh renaga kesehatan,
2.  memberi bayi ASI ekslusif
3.  menimbang bayi dan balita
4.  mencuci tangan dengan air bersih dan sabun,
5.  menggunakan air bersih,
6.  menggunakan jamban sehat,
7.  memberantas jentik di rumah,
8.  makan sayur dan buah setiap hari,
9.  melakukan aktivitas fisik setiap hari
10.   tidak merorok dalam rumah
2.    Tatanan sekolah
Manfaat PHBS di Sekolah diantaranya:
1.    Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga peserta didik,
guru dan masyarakat lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai
gangguan dan ancaman penyakit.
2.    Meningkatnya semangat proses belajar-mengajar yang berdampak
pada prestasi belajar peserta didik.
3.    Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat
sehingga mampu menarik minat orang tua (masyarakat).
4.    Meningkatnya citra pemerintah daerah di bidang pendidikan
Indikator PHBS disekolah antara lain :
1.       mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun,
2.       mengkonsumsi jajanan di warung /kantin sekolah,
3.       menggunakan jamban yang bersih dan sehat,
4.       olah raga yang teratur dan terukur
5.       memberantas jentik nyamuk,
6.       tidak merokok,
7.       menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan
8.        membuang sampah pada tempatnya.
3.    Tatanan Tempat Kerja
Semua PHBS diharapkan dilakukan di tempat kerja. Namun demikian, tempat kerja telah masuk kategori Tempat Kerja Sehat, bila masyarakat pekerja di tempat kerja :
1.    Tidak merokok di tempat kerja
2.    Membeli dan mengkonsumsi makanan dari tempat kerja.
3.    Melakukan olahraga secara teratur/aktivitas fisik
4.    Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun sebelum makan dan sesudah buang air besar dan buang air kecil
5.    Memberantas jentik nyamuk di tempat kerja.
6.    Menggunakan air bersih.
7.    Menggunakan jamban saat buang air kecil dan besar.
8.    Membuang sampah pada tempatnya. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai jenis pekerja
4.    Tatanan Tempat Umum
PHBS ditempat umum adalah upaya untuk memberdayakan masyarakat pengunjung dan pengelola tempat-tempat umum agar tahu, mau dan mampu untuk mempraktekkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan tempat-tempat umum sehat. Tempat-tempat umum adalah sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah atau swasta atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan bagi masyarakat seperti sarana pariwisata, transportasi, sarana ibadah, sarana perdagangan dan olahraga, rekreasi dan sarana sosial lainnya.

Indikator PHBS di tempat umum :
1.       menggunakan jamban sehat,
2.       memberantas jentik nyamuk,
3.       menggunakan air bersih
5.    Tatanan fasilitas Kesehatan
Indikator tatanan fasilitas kesehatan yaitu :
1.       menggunakan air bersih,
2.       menggunakan jamban yang bersih & sehat
3.       membuang sampah pada tempatnya,
4.        tidak merokok,
5.       tidak meludah sembarangan,
6.       memberantas jentik nyamuk

D.   Program Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
Upaya-upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat sudah dilakukan dalam rangka perubahan perilaku masyarakat menuju Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil dari pembelajaran yang menjadikan seseorang dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya. Bidang PHBS yaitu :
a.      Bidang kebersihan perorangan, seperti cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun, mandi minimal 2x/hari, dll.
b.      Bidang Gizi, seperti makan buah dan sayur tiap hari, mengkonsumsi garam beryodium, menimbang berat badan(BB) dan tinggi badan (TB) setiap bulan, dll.
c.      Bidang Kesling, seperti membuang sampah pada tempatnya, menggunakan jamban, memberantas jentik, dll.
Menanamkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) kepada setiap orang bukanlah hal yang mudah, akan tetapi memerlukan proses yang panjang. Setiap orang hidup dalam tatanannya dan saling mempengaruhi serta berinteraksi antar pribadi dalam tatanan tersebut. Memantau, menilai, dan mengukur tingkat kemajuan tatanan adalah lebih mudah dibandingkan dengan perorangan

E.    Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Institusi Kesehatan
Sasaran PHBS di institusi kesehatan yaitu :
1.    Pasien.
2.     Keluarga Pasien.
3.    Pengunjung.
4.    Petugas Kesehatan di institusi kesehatan.
5.    Karyawan di institusi kesehatan
Manfaat PHBS di Tatanan Pelayanan Kesehatan:
·         Bagi Pasien/Keluarga Pasien/Pengunjung :
1)  Memperoleh   pelayanan   kesehatan   di   institusi
2)  Kesehatan yang sehat.
3)  Terhindar dari penularan penyakit.
4)  Mempercepat proses penyembuhan penyakit dan
5)  Peningkatan kesehatan pasien.
      ·         Bagi Institusi Kesehatan :
1)        Mencegah terjadinya penularan penyakit di institusi kesehatan.
2)         Meningkatkan citra institusi kesehatan yang baik sebagai tempat
3)        untuk memberikan pelayanan kesehatan dan pendidikan kesehatan bagi masyarakat.
      ·         Bagi Pemerintah Daerah :
1)  Peningkatan persentase Institusi Kesehatan Sehat menunjukkan kinerja dan citra Pemerintah Kabupaten/Kota yang baik.
2)  Kabupaten/Kota dapat dijadikan pusat pembelajaran bagi daerah lain dalam pembinaan PHBS di Institusi Kesehatan.






F.    Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Kesehatan Lingkungan
a.    Perumahahan bersih dan sehat
Rumah merupakan salah satu persyaratan bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu sebagian besar waktu kehidupan manusia dihabiskan di rumah. Persyaratan rumah sehat menjadi sangat penting. Beberapa faktor-faktor yang ikut berpengaruh dalam pembangunan rumah antara lain adalah sebagian berikut:
1. Faktor lingkungan
2. Tingkat kemampuan ekonomi masyarakat
3. Tekhnologi yang dimiliki masyarakat
4. Kebijakan pemerintah
b.    Penyediaan air bersih


G.   Manfaat Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
1.       Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat
2.       Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-masalah kesehatan
3.        Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada
4.       Masyarakat mampu mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM) seperti posyandu, jaminan pemeliharaan kesehatan, tabungan bersalin (tabulin), arisan jamban, kelompok pemakai air, ambulans desa dll.